Nilai
Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Januari 2016 sebesar 106,05;
meningkat 0,32 persen dibandingkan NTP Desember 2015 yang sebesar
105,71. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor
Tanaman Pangan (NTP-P) 104,90; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 101,56;
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 112,10; Subsektor Peternakan
(NTP-T) 102,35; dan Subsektor Perikanan (NTN) 100,25. NTP Subsektor
Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya
perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 102,12 dan 96,95.
Hasil
pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi
perdesaan di Sulawesi Barat pada Januari 2016 sebesar 0,73 persen, yang
secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok
pengeluaran, di mana indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan
meningkat sebesar 1,33 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,75 persen, indeks harga
kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,74 persen, indeks harga
kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,72 persen, indeks harga kelompok
pengeluaran kesehatan sebesar 0,89 persen, dan kelompok pengeluaran
pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,20 persen. Sementara itu,
indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi turun
sebesar 1,48 persen.
Inflasi
di daerah perdesaan terjadi di 30 provinsi di Indonesia, tertinggi di
Jawa Timur 1,44 persen dan terendah di Jambi 0,04 persen. Sementara itu,
tiga provinsi mengalami deflasi perdesaan, yaitu Gorontalo, Sulawesi
Utara, dan Papua yang mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,33
persen, 0,11 persen, dan 0,08 persen. Sulawesi Barat menempati urutan
ke-14 dari 30 provinsi yang mengalami inflasi.
Untuk
skala nasional, NTP bulan Januari 2016 sebesar 102,55, turun sebesar
0,27 persen dibandingkan bulan Desember 2015, dan mengalami inflasi
perdesaan sebesar 0,83 persen.